Misindo Global News, Bandung, 24 Agustus 2025 - Persaudaraan Kempo Indonesia (Perkemi) Cabang Kota Bandung menggelar kegiatan Gasuku Cabang (Gascab) yang sekaligus menjadi ajang ujian kenaikan tingkat bagi para kenshi, Minggu (24/8). Kegiatan ini berlangsung di GOR Pajajaran Bandung dengan diikuti ratusan anggota dari berbagai dojo.
Sekretaris Umum Perkemi Jawa Barat, Maria Sohlim (5 Dan), menjelaskan sejarah masuknya Kempo ke Indonesia. Menurutnya, seni bela diri asal Jepang ini diperkenalkan oleh mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Jepang pada 1966, yakni Sinsei Indra Kartasasmita, Ginandjar Kartasasmita, dan Sinsei Sidarta.
“Di kancah internasional, Indonesia cukup maju dalam olahraga Kempo. Kita sering bersaing ketat dengan Jepang, baik dari segi prestasi maupun jumlah keanggotaan. Bahkan Indonesia pernah menempati posisi juara dunia,” ujar Maria.
Ia menyampaikan, “Kami berharap Kempo semakin mendapat dukungan, khususnya di Kota Bandung. Akan lebih baik bila sekolah dan perguruan tinggi turut merekomendasikan Kempo sebagai kegiatan ekstrakurikuler, karena Kempo bukan hanya bela diri, tetapi juga membentuk kedisiplinan, kesehatan, mental, dan jalur prestasi dalam pendidikan,” katanya.
Meski demikian, Maria menyampaikan kekecewaannya terhadap minimnya dukungan pemerintah dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri yang rencananya digelar di Kudus, Oktober mendatang. “Sampai saat ini belum ada dukungan, padahal kami membawa nama Jawa Barat. Mudah-mudahan masih ada perhatian di menit-menit terakhir,” ungkapnya.
Sementara itu, Senpai Herman (2 Dan), pelatih di Dojo Sasakawa GOR Pajajaran Bandung, menilai Kempo memiliki manfaat besar bagi para kenshi. “Kempo bukan hanya untuk bela diri, tapi juga melatih disiplin, menumbuhkan rasa persaudaraan, cinta tanah air, dan kemanusiaan. Kami berharap kenshi di Bandung dapat berkontribusi positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, latihan di Dojo Sasakawa dilakukan setiap Minggu pukul 15.00 hingga selesai, dengan fokus pada teknik bela diri. “Harapan kami ke depan ada lebih banyak dojo yang bisa berkembang,” katanya.
Wakil Ketua II Perkemi Jawa Barat, Catur Sudjatmiko, S.Pd., MM.Pd., juga menyoroti perkembangan Kempo di Tanah Air. Jumlah anggota Kempo secara nasional diperkirakan sekitar 10 juta orang. Menurutnya, Jawa Barat cukup menjadi acuan nasional karena memiliki banyak guru besar dan wasit. Bahkan Kempo sudah dipertandingkan di tingkat Internasional dan PON. “Namun dukungan pemerintah masih belum memadai. Hal ini bisa dimaklumi karena saat ini sedang ada efisiensi anggaran besar-besaran. Mudah-mudahan ke depan pemerintah, khususnya Pemprov Jawa Barat di bawah kepemimpinan Kang Dedy Mulyadi, bisa lebih memperhatikan perkembangan olah raga Kempo,” jelasnya. (Bung Johan).